Anggota DPR RI Eriko Sutarduga - Freeport Harus Bangun Smelter di Papua
Komisi V DPR RI Kunjungan Kerja di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, peninjauan tambang bawah tanah PT.Freeport Indonesia. PT.Freeport Indonesia belum membangun smelter, Anggota DPR RI Eriko Sutarduga (F-PDIP) mengatakan PT.Freeport Indonesia harus segera membangun smelter di Indonesia terintimewa Papua.
Dikatakan, Eriko Sutarduga, kita tidak mempersalahkan adanya Freeport, yaitu kita menghormati perjanjian yang sudah ada sudah ditandatangani. Tetapi, juga yang paling penting bahwa Freeport itu memperhatikan, sudah sekian lama di Papua itu harus bermanfaat bagi masyarakat Papua.
“Memang membangun Papua tidak cukup dengan hanya fisik saja, tetapi juga membangun kehidupannya, membangun mentalnya agar masa depan Papua itu adalah masa depan Indonesia yang lebih baik,” tambahnya.
Eriko Sutarduga menegaskan PT.Freeport Indonesia juga harus konsisten dengan tetap mengikuti aturan dimana lima tahun lalu sudah disepati untuk membangun smelter. “Karena bagaimanapun juga, seharusnya di Indonesialah yang harus dia bangun smelter, bagaimanapun juga harus harus Indonesialah teristimewa Papua tempat dimana tambang itu ada, tempat dimana kekayaan alam itu diambil dan disanapun juga diproses,” tegasnya setelah kunjungan lapangan dan berdialog dengan Managemen PT.Freeport Indonesia, di Provinsi Papua, Selasa (11/3).
Sehingga menurut Eriko Sutarduga, ada bermanfaat bagi masyarakat Papua masyarakat Indonesia teristimewa juga bisa menjadi landasan pembangunan bagi Indonesia, karena begitu besar hasil yang dihasilkan oleh PT.Freeport Indonesia di Papua. “Dimana Freeport di Indonesia di Papua adalah yang paling menguntungkan di Dunia. Dan tambang terbesar dan yang paling menguntungkan di Dunia,” ungkapnya.
Ditegasnkannya kembali, belum ada smelter yang dibuat oleh PT.Freeport Indonesia, sementara ini masih ada negosisasi terus menerus. “Kami meminta dalam hal ini Pemerintah harus tegas, karena itu telah disetujui 5 tahun yang lalu. Tidak ada kata tidak kalau itu masalahnya pendanaan, Saya rasa tidak menjadi suatu permasalahan dengan hasil yang demikian besar yang dihasilkan Freeport di Indonesia,” tegasnya.
Eriko Sutarduga, mengutarakan juga tidak menginginkan perusahaan rugi, tetapi jangan sudah sekian puluh tahun jangan hanya masih seperti itu saja yang diterima oleh negara Indonesia dan oleh masyarakat. “Lebih fairlah dalam pembagiannya, begitu juga yang harus dilakukan pembangunan smelternya supaya diketahui hasil produksi yang sebenarnya,” katanya.
Dia menjelaskan ada rencana bekerja sama dengan perusahaan negara Aneka Tambang (PT.ANTAM) baguslah untuk membuat smelter itu, karena dengan adanya smelter itu akan diketahui hasil sesungguhnya, berapa tembaga, emas, dan lain-lain. Terkait bagi hasil, menurutnya belum wajar,
“Menurut kami dalam hal ini juga Freeport sebagai perusahaan yang profesional di dunia. Marilah bekerjasama, bagaimanapun juga tidak bisa hanya menguntungkan satu pihak, harus menguntungkan semua pihak, masayarakat Papua begitu juga Pemerintah Indonesia,” kata Eriko Sutarduga dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, daerah pemilihan DKI JAKARTA II (meliputi Dapil Luar Negeri dan Kodya Jakarta Pusat, dan Kodya Jakarta Selatan). (As)